MENGENAL USAHA LELE SANGKURIANG MILIK FAUZAN HANGRIAWAN

MENGENAL USAHA LELE SANGKURIANG MILIK FAUZAN HANGRIAWAN


Fauzan Hangriawan. Akibat dari meningkatnya jumlah permintaan ikan lele di pasaran, hal ini menjadi salah satu peluang bagi Fauzan Hangriawan merintis usaha budidaya ikan lele di kawasan Cipedak, Jakarta Selatan. Saat ini, beliau mampu meraup omzet hingga 50 juta rupiah per bulan dari bisnis budidaya ikan lele sangkuriang yang dijalankannya. Seperti apakah usaha lele sangkuriang yang di jalani oleh Fauzan Hangriawan, berikut ulasannya.

 Awal Usaha Budidaya Lele

Sudah sejak lama Fauzan Hangriawan melirik usaha budidaya ikan lele karena dianggap memiliki peluang usaha yang menggiurkan dan lagi trend budidaya ikan lele memiliki perkembangan yang cukup baik kala itu. Sehingga hal tersebut menumbuhkan keinginan Fauzan untuk mulai merintis budidaya ikan lele di perkotaan.
Fauzah Hangriawan mulai merintis usahanya tersebut pada tahun 2008. Modal awal pria kelahiran Pontianak 24 Juli 1986 ini sebesar 1,5 juta rupiah. Pada mulanya dengan bermodalkan uang 1,5 juta rupiah, Fauzan membeli 1000 bibit ikan lele dan pakannya, serta perlengkapann kolam buatan yaitu terpal yang dgunakan Fauzan untuk membuat satu kolam ikan di belakang rumahnya.


Lele Sangkuriang

Lele sangkuriang merupakan jenis hasil perbaikan genetic ikan lele yang melalui cara back cross antara induk jantan generasi keenam (F6) dan induk betina generasi kedua (F2) yang kemudian menghasilkan jantan dan betina F2-6. Setelah itu sang jantan F2-6 dikawinkan dengan betina generasi kedua (F2) sehingga menghasilkan lele sangkuriang. Induk betina ikan lele F2 merupakan salah satu koleksi yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar, Sukabumi yang berasal dari keturunan lele dumbo yang telah di introduksi dari Afrika ke Indonesia pada tahun 1985. Selain itu, induk jantan F6 adalah induk yang telah ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar, Sukabumi.

Untuk induk betina yang akan digunakan adalah yang telah berumur lebih dari 1 tahu, serta memiliki berat antara 0,7 kg hingga 1 kg dan memiliki panjang sekitar 25 cm hingga 30 cm. sedangkan untuk induk jantan yang digunakan adalah yang telah berumur lebih dari 1 tahun, serta berat 0,5 kg hingga 0,75 kg dan panjang sekitar 30 cm hingga 35 cm. induk betina yang telah matang gonad, memiliki ciri-ciri fisik seperti perut yang lembek dan besar, tonjolan alat kelamin bulat dan berwarna merah keungu-unguan serta tampak membesar, apabila dilihat secara kasat mata maka warna dari telurnya terlihat berwarna coklat kehijau-hijauan atau hijau tua bening, selain itu bentuk tulang kepala agak runcing dan gerakannya cenderung lamban. Sedangkan pada induk jantan memiliki ciri-ciri fisik berupa warna tubuh yang lebih mencolok dari induk betina yang terlihat kemerahan pada bagian sirip punggung, dengan bentuk genital memanjang dan meruncing melebihi ujung sirip anal yang letaknya berdekatan dengan anus, untuk bentuk tulang kepala cenderung lebih pipih dibandingkan dengan induk betina, gerakannya lincah dan perut tetap ramping. Apabila bagian kelamin pada induk jantan diurut secara perlahan maka akan mengeluarkan cairan putih susu yang kental.
Penetasan telur-telur ikan lele sangkuriang dilakukan di jaring penetasan yang telah dipasang pada kolam. Kolam dan jaring tersebut memiliki ukuran 2x1m dan memiliki ketinggian air 30cm. Cara penebaran telur-telur ikan lele sangkuriang adalah dengan menggunakan bulu ayam kemudian di sebarkan ke permukaan jaring hingga merata. Setelah itu, telur akan menetas dalam 2 hingga 3 hari kedepan dan selama 4 hingga 5 hari atau sampai larva berwarna hitam larva nya akan berada dalam jaring. Telur yang akan menetas akan melayang di sekitar kakaban atau bergerak pada dasar kolam. Setelah pembuahan selama 30 sampai 36 jam maka telur akan menetas. Suhu 27 hingga 30 derajat celcius merupakan kisaran suhu yang baik untuk penetasan. Apabila telur telah menetas, benihnya akan berkumpul pada dasar kolam. Kemudian apabila telur telah menetas maka kakaban harus segera diangkat secara hati-hati. Perlu diingat bahwa salah satu hal yang dapat membahayakan keselamatan benih-benih yang baru menetas adalah karena kualitas air turun yang diakibatkan dari pengangkatan kakaban terlambat sehingga telur yang tidak menetas membusuk.
Benih ikan lele sangkuriang yang telah menetas memiliki cadangan makanan berupa yolksack yang akan mereka serap sebagai sumber makanan bagi larva sehingga tidak memerlukan pemberian pakan. Dengan suhu yang lebih tinggi maka penetasan telur dan penyerapak yolksack akan lebih cepat. Lele sangkuriang memiliki beberapa fase kehidupan yaitu embrionik – larva / benih – juvenile – ikan dewasa – ikan tua. Di dalam kegiatan pemeliharaan larva, hal itu berlangsung selama 5 hari dengan ukuran benih yang dihasilkan sekitar 0,7 cm hingga 1 cm dan berat 0,002 gr.

Syarat Lingkungan Pembenihan Lele Sangkuriang

Syarat tempat untuk melakukan pembenihan ikan lele sangkuriang sebaiknya berada pada daerah yang memiliki ketinggian 1 mdpl hingga 88 mdpl. Untuk usahanya Fauzah meggunakan air dari mata air setempat untuk dijadikan sebagai sumber airnya. Salah satu kelebihan ikan lele sangkuriang yaitu dapat bertahan hidup meskipun pada tempat yang memiliki kepadatan yang cukup tinggi, hal ini memungkinkan pembudidayaan dilakukan pada lahan terbatas. Pada kolam yang di miliki oleh Fauzan, benih lele yang tersebar sebanyak 100 hingga 300 ekor / meter persegi.
Hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan budidaya ikan lele sangkuriang menurut Fauzan adalah parameter kualitas air. Idealnya kualitas air berkisar antara 6 hingga 9 kemudian oksigen yang larut dalam air lebih dari 1 mg/liter. Budidaya ikan lele yang dilakukan Fauzan termasuk budidaya yang sederhana dibanding dengan budidaya ikan lele yang biasanya. Kolam yang digunakan Fauzan menggunakan konsep air tenang dan hanya mengandalkan oksigen bebas. Selain itu Fauzan juga selalu memberikan perawatan khusus yaitu memberi ramuan herbal demi mejaga kualitas air serta upaya pencegahan penyakit.

Harga Jual Lele Sangkuriang

Biasanya Fauzan menjual benih yang memiliki ukuran 4 cm hingga 6cm seharga Rp 200/ekor, sedangkan Rp 250/ekor untuk benih yang berukuran 7 cm hingga 8 cm.
Selain itu, omzet yang diraup Fauzan tiap bulan mencapai Rp 50 juta. Hal itu disebabkan karena selain menjual bibit, Fauzan juga menjual dan memproduksi 4 kwintal hingga 5 kwintal lele berukuran siap konsumsi dengan harga Rp 20.000/kg.

Resiko dan Kendala Usaha

Sama seperti ikan pada umumnya, lele sangkurian pun tak lepas dari ancaman hama dan penyakit. Hama yang biasanya menyerang lele sangkuriang yaitu ulat, belut, serta kodok. Selain itu terdapat pula hama yang berupa organisme-organisme pathogen. Untuk menanggulangi organisme tersebut, harus melakukan manajemen lingkungan budidaya yang baik serta pemberian pakan lele yang teratur. Untuk penanggulangan hama bisa dengan menggunakan insektisida.

Pemasaran Lele Sangkuriang

Fauzan biasa melakukan penjualan benih dilakukan langsung dari kolamnya namun sebelumnya para pelanggan biasanya menelepon terlebih dahulu. Pembeli dapat langsung datang ke kolam milik Fauzan secara langsung dan melihat kondisi lele serta menentukan sendiri banyaknya benih yang akan mereka beli. Para pembeli benih lele sangkuriang milik Fauzan berasal dari berbagai penjuru kota Bogor dan sekitarnya. Untuk urusan pengemasan, biasanya Fauzan menggunakan drum plastic.
Oleh: Nuraini Anitasari

Tidak ada komentar

_____Untuk Melakukan Permintaan Presentasi Silahkan Hubungi Kami_____

Diberdayakan oleh Blogger.