Sudah Tepatkah Anda Mengalokasikan Gaji ?


Sudah Tepatkah Anda Mengalokasikan Gaji ?

 

Akhir bulan selalu menjadi hari yang ditunggu-tunggu bagi kebanyakan orang yang berpenghasilan tetap. Isi dompet dan atm telah menipis bahkan sebelum pertengahan bulan tiba. Pengeluaran akan selalu lebih besar dari pendapatan bila tidak diatur dengan baik meskipun gaji naik atau mendapatkan bonus. Bila Anda merasakan hal tersebut, Anda perlu berhenti sejenak untuk mulai berfikir bagaimana mengalokasikan gaji Anda agar lebih bijak dalam menggunakannya.
Tidak ada rumus baku dalam mengalokasikan gaji karena setiap orang memiliki pendapatan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Setidaknya dengan mengalokasikan gaji, Anda akan tergambar pos-pos pengeluaran yang akan Anda keluarkan. Apakah lebih, cukup, atau kurang? Jadi Anda dapat mengantisipasinya sejak awal, seperti merencanakan mencari tambahan pendapatan karena tahu kebutuhan bulan ini ternyata lebih besar daripada pendapatan. Dan yang pasti, mencoba mengalokasikan gaji sama artinya Anda sedang belajar merencanakan masa depan.

Tips Mengalokasikan Gaji

 

Dibawah ini adalah cara mengalokasikan gaji yang dapat Anda sesuaikan dengan realitas yang Anda hadapi :
1. Gunakan presentase umum pengalokasian gaji. 
Misalkan gaji Anda 5 juta rupiah perbulan. Anda dapat langsung mengalokasikan gaji dengan membagi beberapa pos :
a) Pos sosial (Zakat, infaq, sedekah, menjenguk teman, undangan pernikahan dll) 2,5% hingga 10% atau maksimal sebesar Rp. 500.000,

b) Melunasi/cicilan hutang maksimal 30% atau Rp. 1.500.000,00

c) Saving, investasi, asuransi 10% atau Rp. 500.000,00

d) Sisanya sekitar 50%-70% (bila hutang sedikit) atau sekitar Rp. 2.500.000 bisa Anda alokasikan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga selama sebulan

2. Anda dapat membuat rencana anggaran sesuai kebutuhan yang tidak terpatok pada presentase poin 1 diatas. 
Yaitu dengan mendahulukan pengeluaran yang pasti atau wajib, lalu kebutuhan harian dan kebutuhan penunjang
a) pengeluaran pasti atau wajib adalah yang bilangannya sudah pasti dan rutin harus dikeluarkan setiap bulan. Contohnya : sewa kontrakan, listrik, cicilan hutang, sedekah rutin dll.  Bayarkan diawal agar tidak terpakai. Bila gaji Anda besar, masukan tabungan juga sebagai alokasi wajib diawal.

b.) pengeluaran harian adalah kebutuhan pokok yang sebenarnya dapat kita hemat dan sesuaikan dengan anggaran kita.  Namun bila tidak dibatasi sejak awal dapat membuat pengeluaran membengkak tidak terasa. Misalkan dialoksikan 50 persen dari gaji. Contoh pengeluaran harian seperti makan, transpotasi dan belanja kebutuhan rumah tangga

c.) kebutuhan penunjang dapat Anda alokasikan diakhir menyesuaikan dengan sisa gaji yang Anda miliki. Kebutuhan penunjang ini seperti untuk rekreasi, pemenuhan hobi, membeli perlengkapan rumah tangga yang baru, atau kebutuhan darurat yang tidak terencana

Selamat mencoba!



Tidak ada komentar

_____Untuk Melakukan Permintaan Presentasi Silahkan Hubungi Kami_____

Diberdayakan oleh Blogger.